Yogyakarta – Humas BRIN. Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (OR IPT), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Agus Haryono mengatakan, semakin tingginya kualitas SDM periset di lingkungan Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) berdampak pada semakin berkualitasnya hasil riset di BPTBA. “Dengan adanya fasilitasi dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) berupa laboratorium yang lengkap, maka ke depan BPTBA bisa menjadi icon inovasi pangan nasional,” ujar Agus Haryono pada Kick off meeting 2022 BPTBA, Kamis (06/01/2022).
Agus menjelaskan, BPTBA dibentuk tahun 1983 dengan tugas dan fungsi melaksanakan penelitian dasar hingga pengembangan di bidang teknologi bahan alam. “BPTBA kini telah terintegrasi ke dalam BRIN pada September 2021 lalu, perlu fokus pada teknologi proses pangan,” jelas Agus
Agus berharap periset di BPTBA dapat memanfaatkan fasilitas yang ada untuk meningkatkan kolaborasi, kegiatan, dan hasil riset yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Peningkatan kinerja para periset saat ini terlihat dari semakin banyaknya publikasi internasional.
Senada dengan Agus, Plt. Kepala Kantor BPTBA, Satriyo Krido Wahono menjelaskan bahwa kegiatan riset di BPTBA kini telah berkembang ke dalam tujuh kelompok penelitian dan menghasilkan banyak capaian. “Di tahun 2021 peneliti di BPTBA telah menghasilkan 24 izin edar produk pangan, satu lisensi dengan PT Tirta Merta Anugrah, 54 publikasi pada jurnal berskala global, melaksanakan Prioritas Riset Nasional dalam pengemasan makanan olahan dan penanganan stunting, serta inisiasi riset halal,” tegasnya.
Ia menambahkan, prioritas BPTBA di tahun 2020 hingga 2024 adalah menyiapkan ekosistem food science and technology center, khususnya terkait pengolahan pangan tradisional C-GMP dan halal. “Pada 2022 ini kami akan melakukan restrukturisasi keltian mengikuti struktur dan tusi kami yang baru nanti, optimalisasi fasilitas laboratorium SBSN C-GMP, serta mengembangkan kerja sama nasional maupun internasional,” papar Satriyo.
Selain capaian publikasi dan paten, peneliti di BPTBA juga telah menghasilkan empat purwarupa produk pangan. “Purwarupa ini berupa permen jeli fikosianin, bubur kacang hijau sebagai makanan darurat siap saji saat terjadi bencana, minuman powder mengandung aloe gel pencegah stunting, serta aplikasi kemasan high barrier retort grade untuk jenis makanan tradisional padat dan pasta,” terang Andi Febrisiantosa, Koordinator Rumah Program Pangan di OR IPT BRIN.
Andi menyebut, hasil riset mengenai teknologi pengemasan makanan dan teknologi bioaditif pakan yang dihasilkan BRIN telah dimanfaatkan oleh sejumlah instansi pemerintah daerah dan masyarakat. Diantaranya Bappeda Kabupaten Gunungkidul, Dinas Koperasi DIY, dan Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah. (Ky,Mn/ed:pur)
EPUSTAKA | INFOGRAFIS
Alamat: Gedung B.J. Habibie, Jl. M.H. Thamrin No. 8,
Jakarta Pusat 10340
Telepon: (+62 21) 3169010
Whatsapp: +62 8118612357
Email: [email protected]