Begini Penampakan Harta Karun Tersembunyi di Kota Tua Jakarta – CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia – Selama pembangunan proyek MRT fase II Bundaran HI-Kota Tua banyak ditemukan artefak kuno selama penggalian proyek.
 Ragam artefak yang ditemukan seperti tulang sendi dan gigi bovidae (hewan pemamah biak, seperti kerbau, antelop, bison), fragmen keramik China, fragmen keramik Eropa, peluru, botol tembikar, hingga koin Belanda
Baru-baru ini bahkan ditemukan ‘harta karun’ baru sangat langka dan kuno, berupa jalur trem berusia seabad lebih. Situs arkeologi berupa rel trem jadul ditemukan di lokasi proyek MRT Jakarta fase 2A Glodok-Kota. Arkeolog Senior, Junus Satrio Atmodjo, menyebut penemuan ini sudah diprediksi sejak awal fase pembangunan.
“Jalur CP2 dan CP3 sudah diprediksi akan ada situs arkeologi zaman Belanda. Adapun rel trem ini sudah diperkirakan karena sebelumnya sudah pernah ditemukan di dekat Museum Fatahillah,” jelas Junus awal pekan ini.
Menurutnya, rel trem di Jakarta pertama kali dibangun dua tahun usai pembangunan kereta api pertama di Indonesia pada 1869. Rel yang ditemukan tersebut merupakan rel trem tertua di Indonesia.
“Semua kondisinya baik, sangat mungkin dipindahkan dan disimpan kemudian, masih ada waktu empat tahun untuk pugar,” jelas Junus.
Menurutnya, MRT juga sangat kooperatif dan berkomitmen untuk menjaga situs ini hingga dipindahkan. Namun, yang pertama harus dilakukan, menurut Junus, yaitu menyelamatkan apa yang ada. Setelah itu, tim arkeologi yang akan menentukan rencana konservasi.
Sementara itu, PT MRT Jakarta juga menjelaskan temuan rel trem di bawah jalur bus Transjakarta, tepatnya di Jalan Pintu Besar Selatan. Temuan rel ini sudah dibahas dan rencana pemindahannya sudah disetujui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.
Iwan Henry Wardhana dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemprov DKI Jakarta mengapreasiasi PT. MRT yang sudah berperan serta dalam memulihkan kembali peradaban yang ditemukan.
“Selain menemukan jalur trem, MRT juga melakukan relokasi tugu jam. Apa yg dilakukan MRT ini sudah sewajarnya, sudah semestinya dijadikan contoh oleh perusahaan lain baik BUMN dan BUMD, berupaya mengembalikan kembali bukti sejarah peradaban kota di masa lampau,” kata Iwan.
Iwan juga berharap temuan ini memiliki manfaat untuk masyarakat di masa yang akan datang.
Penemuan rel trem zaman Belanda tersebut tidak membuat PT MRT menghentikan konstruksi. Pada 2022, untuk CP 203, PT. MRT menargetkan pembongkaran Halte Transjakarta Glodok beserta jembatan penyeberangan orang. Selain itu, mereka juga akan melanjutkan pekerjaan penanganan rel trem dan pekerjaan konstruksi lainnya.
Tahun depan, MRT Jakarta menargetkan 1,6 juta penumpang per tahun dengan target penumpang per hari mencapai 40.000 orang. Target tersebut naik 121% dibandingkan 2021, dengan skenario Covid-19 terkendali di Indonesia.

source

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *