Puan: Pernikahan Terencana Tekan Angka Stunting – Nasional Tempo

atau cari berdasarkan hari
Ketua DPR RI Puan Maharani
INFO NASIONAL-Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak generasi muda mempersiapkan sebaik-baiknya saat merencanakan pernikahan. Sebab pernikahan yang kurang terencana baik bisa menjadi salah satu penyebab anak yang kelak dilahirkan tidak bertumbuh dengan baik atau stunting.
“Penyebab utama stunting seringkali dikaitkan dengan masalah kurang gizi. Tapi sebenarnya persoalan ini merupakan isu multi-dimensi yang juga membutuhkan solusi terintegrasi,” katanya.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk ‘Strategi Penurunan Stunting dari Hulu’ yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Perpustakaan Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Senin, 20 Desember 2021. Puan hadir untuk berbagi dengan generasi muda Blitar tentang peran pernikahan dan kehamilan terencana terhadap penurunan stunting.
“Yang perlu diperhatikan adalah pernikahan dilakukan di usia ideal, karena dapat mengurangi risiko berat lahir rendah. Selain itu para calon ibu harus menjaga kesehatan dan asupan gizinya selama hamil serta di 1.000 hari pertama pasca kelahiran,” ujar perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Kegiatan yang diikuti 1.000 peserta ini merupakan program sosialisasi BKKBN terhadap Genre atau Generasi Berencana. Acara tersebut juga sekaligus memperkenalkan aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) yang memfasilitasi pembinaan bagi calon pengantin dan para calon ibu agar dapat mempersiapkan kehamilannya dengan lebih baik. 
Peserta nantinya diharapkan menjadi agen komunikasi yang mampu mengedukasi lingkungan sekitarnya tentang pentingnya perencanaan sebelum menikah dan hamil. Hal ini penting karena dari tahun ke tahun angka stunting di Indonesia di atas 20 persen. “Artinya, Indonesia sudah masuk kategori kronis stunting,” kata Puan.
Data Kementerian Kesehatan pada 2018 menunjukkan, 1 dari 3 balita di Indonesia menderita stunting atau kurang gizi kronis. Sementara prevalensi stunting di Indonesia berada di urutan 115 dari 151 negara di dunia. Tantangannya terkait pengetahuan tentang gizi dan nutrisi belum merata. “Edukasi seperti ini penting, jadi nanti kalau menikah, yang dipikirkan bukan hanya foto pre-weddingnya tapi juga bagaimana supaya bisa lebih sehat,” ujarnya.
Permasalahan gizi dan nutrisi  telah lama menjadi perhatian Puan. Ia menilai selama ini masyarakat terus diimbau untuk makan makanan yang baik, namun masalah sebenarnya lebih besar.“Seringkali bukan masyarakat tidak mau makan bergizi, tapi karena kendala biaya, prioritas anggaran juga kurangnya informasi tentang gizi dan nutrisi,” katanya.
Mantan Menko PMK itu menambahkan, peningkatan tren gaya hidup sehat di tengah masyarakat sebenarnya bisa dijadikan momentum yang baik untuk mensosialisasikan pengetahuan gizi. Hanya saja, hal ini membutuhkan gotong royong semua pemangku kebijakan.“Bukan hanya untuk mengedukasi namun memastikan rakyat memiliki kemudahan untuk mengakses asupan bergizi,” ujar Puan.(*)
 
 
Sejumlah pejabat dan pesohor menghindari kewajiban karantina Covid-19 sepulang dari manca negera. Tempo mengumpulkan aneka modus dan titik kabur.
Tempo Media Group © 2017

source

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *