Megawati Kehabisan Masa, Risma Jadi Kandidat Cagub Jakarta? – Republika Online

Monday, 24 Rabiul Akhir 1443 / 29 November 2021
Monday, 24 Rabiul Akhir 1443 / 29 November 2021

Senin 29 Nov 2021 04:53 WIB
Red: Karta Raharja Ucu
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) menjabat tangan Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan Tri Rismaharini (kiri).8/2019).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masa kepopuleran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dinilai sudah habis. Dilihat dari faktor usia dan tugas yang diemban Mega sebagai ketum parpol, Megawati disebut peneliti di Institut Riset Indonesia (INSIS), Wildan Hakim, mampu mengelola PDIP dengan baik.

“Memimpin parpol itu bukan pekerjaan yang ringan karena dinamikanya yang kencang. Mulai dari dari mengelola citra parpol hingga turut campur dalam keputusan strategis parpol agar keberadaan atau eksistensinya tetap diakui oleh parpol lain,” kata Wildan saat berbincang dengan Republika.co.id, Ahad (28/11).
Baca Juga: Puan Dinilai Bisa Jadi Kuda Hitam di Pilpres 2024

Dengan nama besar Bung Karno dan pengalaman panjang politiknya, Wildan berpendapat, Megawati terbukti mampu mengelola PDIP agar bisa terus meraup suara besar di dua Pemilu terakhir. Namun, PDIP kini disebut perlu mempersiapkan kader terbaiknya untuk menggantikan Megawati sebagai seorang politikus perempuan andal.

Sederet nama politikus perempuan dari PDIP memang muncul di permukaan. Sebut saja Puan Maharani, Rieke Dyah Pitaloka, hingga Tri Rismaharini. Namun, nama terakhir diyakini Wildan tidak akan dicalonkan sebagai capres atau cawapres oleh PDIP pada Pilpres 2024.

“Untuk Risma, saya kira proyeksinya tidak sebagai capres atau cawapres karena statusnya terkunci sebagai kader PDIP,” ujar dosen di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia ini. Ia malah memprediksi Risma dipersiapkan untuk maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

“Risma saya kira diproyeksikan untuk mengisi kandidat Gubernur DKI Jakarta yang pada 2022 nanti akan menggelar pilgub,” ujar Wildan.

Meski begitu, Risma dinilai belum mendapatkan Jokowi’s effect. Alasannya menurut Wilda karena ada problem mendasar di sana, yakni karakter Risma dan Jokowi yang berbeda. “Risma dengan karakter yang cenderung temperamental, sementara Jokowi itu karakternya bisa marah tapi tetap kalem,” kata dia.
Baca juga : Din Syamsuddin Puji Putin yang Simpatik Terhadap Islam

Dapatkan Update Berita Republika
Xpora Bantu Makanan dan Minuman Indonesia Tembus Malaysia
Kredit Tumbuh, Kinerja Bank BUMN Bakal Moncer pada 2022
BCA Catat Nilai Aset Melonjak Jadi Rp 1.169,3 Triliun
Ajang Esport Competition, Sinar Mas Land Gelar Ladies Battle
Miota Siap Dukung Program PLN
Info Sehat

Omicron menjadi ‘varian of concern’ WHO sejak 26 November.
Hukum Repjabar

Insiden Kopassus dengan Brimob diduga karena salah paham soal jual beli rokok.
Eropa

WHO sebut belum ada info yang tunjukkan gejala Omicron berbeda dibanding varian lain
Hukum

Tak ada aturan yang melarang anggota polisi yang sedang bertugas merangkap berdagang.
Rumah Zakat

Desa Berdaya ini satu dari 31 Desa Berdaya binaan Ziswaf Indosat dan Rumah Zakat
3 PHOTO
3 PHOTO
5 PHOTO
7 PHOTO
11 PHOTO
Senin , 29 Nov 2021, 04:20 WIB
Senin , 29 Nov 2021, 13:56 WIB
Phone: 021 780 3747
Fax: 021 799 7903
Email:
[email protected] (Redaksi)
sekre[email protected] (Redaksi)
[email protected] (Marketing)
Copyright © 2018 republika.co.id, All right reserved

source

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *