Ada cerita di balik penemuan batu penggilingan yang diduga peninggalan abad ke-18 di Jakarta Timur. Ternyata batu itu ada hubungannya dengan pengolahan tebu.
Batu bersejarah itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga. Batu itu terpendam sebagian di sebuah trotoar Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jaktim.
Petugas pemadam kebakaran (Damkar) pun memindahkan batu itu ke Cagar Budaya Condet, Jaktim.
Batu itu memiliki bobot 326 kilogram. Batu itu dipindahkan pada Jumat (29/10) kemarin.
Untuk memindahkannya, petugas damkar menggunakan satu unit derek crane. Dibutuhkan proses kurang-lebih dua jam untuk dapat memindahkan batu bersejarah tersebut.
Sebelum proses pemindahan, petugas damkar harus benar-benar menggali hingga batu tersebut dapat diangkut dengan aman.
Salah satu warga sekitar, Ocit (51), mengaku tidak tahu batu itu salah satu peninggalan sejarah. Bahkan Ocit mengatakan batu itu sering digunakan sebagai tempat duduk sewaktu menunggu angkutan kota (angkot).
Ocit juga mengaku tidak mengetahui asal-usul batu tersebut. Dirinya mengatakan batu tersebut sudah ada di pinggir jalan sejak dia masih kecil.
“Sebelum ada pohonnya juga udah ada batu, nggak tahu juga sih nggak jelas. Tiba-tiba ada di situ. Dari sebelum saya lahir juga udah ada di situ,” ucap Ocit.
Warga lainnya, Bodong (53), menuturkan batu tersebut bentuknya mirip sebuah alat penggiling. Dirinya menduga batu tersebut dulunya merupakan alat penggiling tebu.
Bodong menjelaskan batu tersebut mulanya tidak tertimbun setengah bagian, melainkan tampak utuh di pinggir Jalan TB Simatupang. Namun, pada 2017, saat dibangun trotoar, barulah batu tersebut tampak tertimbun setengah bagian.
“Cuma pas ada trotoar ketimbun. Bukan trotoar saja, ada penggalian kabel, timbun-timbun lagi. Trotoar pas zaman Ahok tahun 2017-lah,” tutur Bodong.