Keluarga Farid Okbah Datangi Bareskrim Polri – Nasional Tempo.co

atau cari berdasarkan hari
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono (tengah) bersama Staf Khusus Kementerian Agama Mohammad Nuruzzaman (kanan) Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) Muhammad Makmun Rasyid (kiri) memberikan keterangan pers terkait kasus penangkapan terduga teroris jaringan Jemaah Islamiyah (JI) di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Rabu, 17 November 2021. Densus 88 menangkap tiga terduga teroris di Bekasi yang terafiliasi oleh JI. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
TEMPO.CO, Jakarta – Keluarga Farid Okbah dan Zain An Najah didampingi kuasa hukum, mendatangi Bareskrim Polri, Kamis, 18 November 2021. Mereka ingin mencari tahu keberadaan anggota keluarga setelah ditangkap oleh Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
Selain itu, pihak keluarga juga menilai penangkapan tersebut telah melanggar hak asasi manusia.
“Kami datang ke Mabes Polri sebagai suatu usaha kami bagaimana bisa mengetahui tentang keadaan klien kami keluarga dari para ibu-ibu ini,” kata Ismar Syafruddin, kuasa hukum Farid Okbah.
Tidak hanya keluarga Farid Okbah, Ismar juga mendampingi keluarga dari Zain An Najah dan Anung Al Hamat, tiga tersangka dugaan tindak pidana terorisme kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang ditangkap di Bekasi.
Ismar menjelaskan, sejak penangkapan dilakukan, pihaknya tidak mendapatkan akses untuk melakukan pendampingan hukum kepada ketiga kliennya. Menurut dia, pendampingan hukum merupakan hak individu yang harus diberikan oleh penegak hukum.
“Untuk itu, salah satu usaha kami seperti ini. Kami ke mana lagi. Kami harus terus mencari dan berusaha semaksimal mungkin, karena saya mengkhawatirkan beliau sudah tidak ada,” kata Ismar.
Selain ke Bareskrim Polri, kuasa hukum dan keluarga Farid Okbah beserta rekannya akan mendatangi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Ismar menilai, penangkapan oleh Densus 88 Antiteror Polri melanggar hak asasi kliennya.
Kedua, ujar dia, tidak diberi akses kuasa hukum untuk melakukan pendampingan hukum. Ketiga, proses penggeledahan oleh Densus 88 dengan cara langsung masuk, tidak mengindahkan keberadaan santri wanita yang tengah berada di lokasi.
Persoalan lainnya, terkait paspor-paspor yang disita penyidik dari tempat penangkapan, yang diinginkan keluarga itu dikembalikan.
Terkait kedatangan pihak keluarga Farid Okbah, Ahmad Zain An Najah, dan Anung Al Hamat ke Bareskrim Polri, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan ketiga tersangka tersebut masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Densus 88.
Menurut Dedi, jika keluarga dan kuasa hukum ingin ke Mabes Polri terkait hal itu, sah-sah saja. “Masih diperiksa. Ya (silakan) ke mabes saja,” kata Dedi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menyebutkan, Farid Okbah, Ahmad Zain An Najah, dan Anung Al Hamat telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus terorisme diamankan demi kepentingan penyidikan.
Menurut dia, keluarga pasti akan diberitahukan mengenai keberadaan Farid Okbah, Ahmad Zain An Najah, dan Anung Al Hamat, jika proses pemeriksaan selesai dilakukan.
“Tentunya masih diamankan oleh Densus untuk kepentingan penyidikan kasusnya. Dan pada saatnya Densus akan memberitahu keluarga tentang keberadaan yang bersangkutan,” kata Rusdi.
 
 
Jokowi telah meresmikan Sirkuit Mandalika di Lompok pada Jumat, 12 November 2021. Lintasan itu memiliki sejumlah catatan yang perlu diperhatikan.
Tempo Media Group © 2017

source

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *