atau cari berdasarkan hari
Sejumlah warga menaiki perahu melintasi banjir yang merendam permukiman di Desa Lesabela, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Jumat, 5 Februari 2021. Banjir ini mengakibatkan akses menuju perbatasan terputus. ANTARA/HO/Andas
TEMPO.CO, Jakarta – Anggota DPR Syarif Abdullah Alkadrie meminta pemerintah pusat mempercepat penanganan korban banjir di lima kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat. Banjir di daerah tersebut sudah berlangsung sekitar dua pekan dan air belum surut-surut.
“Sampai hari ini air masih tetap tinggi di lima kabupaten di bagian pehuluan Kalbar. Ada Kabupaten Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu,” ujar Syarif Abdullah Alkadrie mengutip Antara, Kamis, 11 November 2021.
Menurut anggota DPR dari daerah pemilihan Kalimantan Barat 1 ini, hal yang mendesak sekarang ialah bagaimana memenuhi kebutuhan sandang pangan para korban banjir. “Berhari-hari, berminggu-minggu mereka hidup dengan kondisi banjir. Ini harus dipikirkan karena ada ratusan ribu warga yang terkena dampak,” kata Wakil Ketua Komisi V DPR RI.
Ia mencontohkan di Kabupaten Sintang, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diperkirakan ada 140 ribu lebih jiwa yang terkena dampak banjir. “Ini jumlah yang tidak sedikit,” tutur Syarif Abdullah.
Ia menilai langkah jangka pendek adalah bagaimana menangani para korban banjir. Syarif menyatakan upaya teknis untuk mempercepat air agar surut diperkirakan sulit dilakukan dalam waktu singkat karena ketinggian daratan dan air sungai yang sama. “Serta dalam jumlah luas di sepanjang daerah aliran sungai di lima kabupaten yang terkena banjir,” tuturnya.
Namun ia mengingatkan agar para peneliti dapat membuat atau menciptakan teknologi baru guna mengurangi dampak bencana, misalnya dengan optimalisasi teknologi modifikasi cuaca. “Ke depan hal tersebut perlu karena Indonesia sudah termasuk ke dalam negara ramah bencana,” kata politikus Nasdem ini.
Wilayah pehuluan Kalimantan Barat selama beberapa pekan terakhir terendam banjir terutama di sekitar daerah aliran sungai. Salah satu lokasi yang terkena dampak parah adalah Kabupaten Sintang.
Baca juga: BNPB Kucurkan Rp 1,5 Miliar untuk Penanganan Banjir di Kalimantan Barat
BNPB memperkirakan La Nina akan terjadi di sejumlah tempat hingga Februari 2022 mendatang. BMKG Bandung mencatat peningkatan curah hujan.
Tempo Media Group © 2017