Hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta pada hari Minggu (7/11/2021), menimbulkan beberapa titik banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut hingga pukul 18.00 WIB ada 36 titik yang tergenang atau 0,118 persen dari wilayah DKI Jakarta.
Terkait hal tersebut, ketika ada kejadian banjir biasanya angka kejadian penyakit tertentu bisa meningkat. Ini karena banjir diketahui jadi sarana penyebaran penyakit lewat air.
Apa saja penyakit yang harus diwaspadai usai banjir? Berikut rangkuman detikcom dari berbagai sumber:
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang terdapat dalam air minum dan makanan yang terkontaminasi. Seseorang bisa tertular penyakit ini bila mengonsumsi makanan atau air yang tercemar. Gejala penyakit ini adalah sakit kepala, hilang nafsu makan, demam tinggi dan diare.
Kolera mirip dengan demam tifoid, penyakit ini disebabkan oleh bakteri bernama Vibrio cholerae yang menyebar di air minum dan makanan. Kolera dapat menyebabkan diare dan muntah-muntah yang berpotensi menimbulkan dehidrasi fatal.
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang bisa terdapat dalam urin hewan seperti tikus, sapi, atau kerbau. Penyebaran penyakit ini dapat meluas akibat air banjir ketika urine tikus yang mengandung kuman Leptospira mencemari air yang menggenang.
Penularannya bisa terjadi melalui luka terbuka atau melalui kulit yang berada di dalam air dalam waktu yang lama atau selaput lendir mata dan mulut. Gejalanya adalah flu normal dengan sakit kepala, demam, nyeri otot, infeksi mata merah dan mata berair.
Beberapa wilayah di Indonesia merupakan daerah endemis untuk leptospirosis dan sampai saat ini leptospirosis masih menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat dengan terjadinya Kejadian Luar Biasa di beberapa wilayah.
Peradangan sel hati menyebabkan hati atau liver berfungsi tidak normal. virus yang menyebabkan peradangan ini adalah hepatitis A. Penyakit ini bisa disebabkan karena makanan yang tidak higienis atau tidak dimasak dengan baik. Gejala umumnya adalah demam ringan, kehilangan nafsu makan, sakit perut dan mata kuning.
Air banjir yang kotor dapat menimbulkan masalah ketika mengenai kulit tubuh. Beberapa orang mungkin bisa menghadapi keluhan mulai dari infeksi jamur, dermatitis, sampai folikulitis.
Air genangan banjir bisa jadi tempat berkembang biak bagi nyamuk penyebar penyakit. Ini artinya di tempat yang masih ada kasus malaria, banjir berpotensi meningkatkan kasus penyakit akibat parasit ini.
Gejala malaria meliputi demam tinggi, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, anemia, dan kulit serta mata kuning.