OJK Sebut Inklusi Keuangan Bisa Jadi Solusi Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional | merdeka.com – Merdeka.com

Merdeka.com – Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tirta Segara mengatakan bahwa seluruh pemangku kepentingan di sektor keuangan ditantang untuk bersinergi dalam menyediakan layanan keuangan yang memiliki tiga karakteristik.
Karakteristik pertama adalah accessible atau mudah diakses. Kedua, flexible yaitu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, dan yang ketiga adalah affordable yaitu dengan biaya murah.
Tirta menegaskan bahwa tiga karakteristik inklusi keuangan tersebut dapat menjadi salah satu solusi mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
“Pertama,kami meyakini bahwa inklusi keuangan dapat menjadi mesin pendorong proses pemulihan ekonomi. Karena, penyaluran pembiayaan bagi pengusaha kecil, mikro, bahkan ultra mikro dapat menjadi awal untuk menggerakkan kembali roda perekonomian,” kata Tirta, dalam acara Penutupan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang digelar secara daring pada Selasa (2/11).
Tirta menyampaikan bahwa pihaknya akan mendorong industri jasa keuangan untuk terus mengembangkan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Dalam kaitan ini, salah satu kemajuannya adalah melalui tim percepatan akses keuangan daerah. OJK juga mendorong program Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR), yang merupakan skema pembiayaan dengan proses cepat, dan dengan biaya rendah.
“Kami mengharapkan agar KPMR dapat menjadi salah satu jawaban yang muah dan terjangkau bagi pegiat pariwisata, pelaku usaha ultra mikro, mikro, dan kecil, agar mereka bukan hanya bertahan hidup, tetapi juga membangkitkan kembali usahanya pasca pandemi,” ujar Tirta.
“Kedua, inklusi keuangan juga diharapkan dapat mendukung ketahanan ekonomi masyarakat dalam berbagai situasi dan kondisi,” lanjutnya.
Ketersediaan keuangan yang disertai dengan peningkatan keterampilan pengelolaan keuangan, menurut Tirta,akan membantu masyarakat untuk bertahan dalam menghadapi tekanan ekonomi. “Hal ini memungkinkan bagi mereka lebih siap menghadapi situasi krisis,” ujarnya.
Peran inklusi keuangan selanjutnya yaitu terkait dengan funding, atau tabungan, atau investasi untuk masa depan.
Tirta mengungkapkan bahwa orang dewasa di Indonesia yang mengikuti program pensiun berjumlah hanya sekitar 6 persen. Angka ini terbilang relatif sangat rendah.
“Kita semua perlu menyiapkan hari tua kita, agar tidak menjadi beban ahli waris di kemudian hari,” ujar Tirta.
“Selain itu, kami meyakini bahwa program inklusi keuangan melalui kebiasaan menabung sejak dini dapat menciptakan budaya hidup hemat,” pungkasnya.
Reporter: Natasha Khairunisa Amani
Sumber: Liputan6.com [idr]
Baca juga:
Berlangsung Sepanjang Oktober, Bulan Inklusi Keuangan 2021 Diikuti 1,3 Juta Peserta
OJK Catat 2 Juta Pembukaan Rekening Baru Selama Bulan Inklusi Keuangan 2021
Pemahaman Masyarakat Tentang Lembaga Keuangan Mikro Berada di Urutan Paling Bawah
FinExpo Bulan Inklusi Keuangan 2021 Fokus Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
Gelar Finexpo, OJK Optimistis Capai Target Inklusi Keuangan 90 Persen di 2024
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami
Bongkar Pasang Aturan PCR
Rachel Vennya dan Seluk Beluk Penggunaan Pelat Khusus Cegah Pelanggaran
Viani Limardi Menantang PSI

source

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *